Monday 28 October 2013

Masa Perjuangan Nusantara Sebelum 1908

B. RUMUSAN MASALAH
1.   Jelaskan perbedaan antara kolonialisme dan imperialisme !
2.    Jelaskan perjuangan terhadap penjajah di wilayah Aceh, Makasar, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, kemukakan faktor pencetus perjuangannya, hasil yang dicapai, dan faktor kekalahannya !
3.    Jelaskan peran dr. Snouck Horgroenje dalam penaklukan Aceh oleh Belanda !
4.    Jelaskan apa yang dimaksud dengan Devide At Impera !
5.    Sebutkan sistem-sistem yang diterapkan oleh penjajah dalam menguasai nusantara !
6.    Tunjukan bukti-bukti perjuangan pada masa itu sebagai simbol penolakan dan perlawanan terhadap penjajah !
7.    Kaitkan masa perjuangan dengan nilai nilai Pancasila,menurut saudara apakah pada masa itu telah ada pelaksanaan nilai Pancasila ? Nilai apa yang dominan ?
8.    Simpulkan faktor-faktor apa yang menyebabkan kegagalan perjuangan yang terjadi pada masa itu ?














C. Tujuan
            a. Untuk mengetahui perbedaan antara kolonialisme dan imperialisme.
b.Untuk mengetahui perjuangan terhadap penjajah di wilayah Aceh, Makasar, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, mengetahui faktor pencetusnya dan hasil yang pernah dicapai serta faktor kekalahannya.
c. Untuk mengetahui peran dr. Snouck Horgroenje dalam penaklukan Aceh oleh Belanda.
d. Untuk mengetahui arti dari Devide At Impera.
e.  Untuk mengetahui sistem-sistem yang diterapkan oleh penjajah dalam menguasai nusantara.
f. Untuk mengetahui bukti-bukti perjuangan pada masa penjajahan sebagai simbol penolakan dan perlawanan terhadap penjajah.
g. Untuk mengetahui kaitan masa perjuangan dengan nilai nilai Pancasila.
h. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan kegagalan perjuangan yang terjadi pada masa itu.

D. Metode Penulisan
Kepustakaan, FGD (focus group discussion)








F. Pembahasan:
1.      Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme. Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut imperialisme modern. Kolonialisme bertujuan untuk mnguras habis sumber daya alam dari negara yang bersangkutan untuk diangkut ke negara induk. Sedangkan, Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan negara yang bersangkutan.
2.      A. Perang Aceh
Tahun 1873 Belanda melakukan serangan ke Aceh. Rakyat Aceh mengadakan perlawanan di bawah pemimpin-pemimpin Aceh antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien. Tahun 1879 Belanda dapat menguasai Aceh. Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk mempelajari sistem kemasyarakatan penduduk Aceh. Dari penelitian yang dibuatnya, Hurgronje menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh terletak pada peran para ulama. Penemuannya dijadikan dasar untuk membuat siasat perang yang baru. Belanda membentuk pasukan gerak cepat (Marchose) untuk mengejar dan menumpas gerilyawan Aceh. Dengan pasukan marchose Belanda berhasil mematahkan serangan gerilya rakyat Aceh. Tahun 1899, Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh. Pasukan Cut Nyak Dien yang menyingkir ke hutan dan mengadakan perlawanan juga dapat dilumpuhkan.
B. Perlawanan Rakyat Makasar
Di Sulawesi Selatan VOC mendapat perlawanan dari rakyat Indonesia di bawah pimpinan Sultan Hassanuddin. Namun Sultan Hassanudin dapat dikalahkan VOC dengan politik adu dombanya antara Sultan Hassanudin dengan Aru Palaka Perlawanan terhadap VOC di Pasuruan Jawa Timur dipimpin oleh Untung Suropati.
C. Perang Banjarmasin
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan. Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari. Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah. Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur. Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi Sultan. Pangeran Antasari berusaha mempertahankan wilayah Banjar dengan cara membakar stiap kapal Belanda yang masuk wilayah Banjar. Tahun 1863 Belanda melancarkan serangan ke seluruh wilayah Banjar hingga akhirnya Pangeran Antasari gugur.
D. Perlawanan Rakyat Maluku
Tahun 1816 VOC datang dan menguasai Maluku. Dipimpin oleh Thomas Matulessi (Kapten Pattimura), rakyat Maluku melakukan perlawanan pada tahun 1817. Pattimura dibantu oleh Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu. Pada tanggal 16 Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di depan Benteng Victoria di Ambon.
E. Perang Bali (1846-1868)
Penyebab Perang Bali adalah pihak Belanda menolak hak Tawan Karang yang diterapkan Kerajaan Buleleng. Belanda melakukan tiga kali penyerangan, yaitu pada tahun 1846, 1848, dan 1849. Setelah Buleleng dapat ditaklukkan, rakyat Bali mengadakan perang puputan, yaitu berperang sampai titik darah terakhir. Di antaranya : (1) Perang Puputan Badung (1906),(2) Perang Puputan Kusumba (1908), (3) Perang Puputan Klungkung (1908). Salah satu pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah Raja Buleleng dibantu oleh Gusti Ketut Jelantik.
F. Perang Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya. Dipimpin Pangeran Diponegoro, rakyat Tegalrejo menyatakan perang melawan Belanda tanggal 20 Juli 1825. Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi sebagai penasehat, Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai panglima, dan Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai panglima perang. Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan Perang Sabil. Antara tahun 1825-1826 pasukan Diponegoro mampu mendesak pasukan Belanda. Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan dari Sumatra dan Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Dalam perundingan yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda. Beliau diasingkan dan meninggal di Makassar.
3.      Peran dari Snouck Hurgronje dalam penaklukan Belanda adalah memberi beberapa usulan strategi kepada Gubernur Militer Belanda Joannes Benedictus van Heutsz, supaya golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala) dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu. Tetap menyerang terus dan menghantam terus kaum ulama. Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh, dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh. Ternyata siasat Dr Snouck Hurgronje diterima oleh Van Heutz yang menjadi Gubernur militer dan sipil di Aceh (1898-1904).
4.      Devide et impera merupakan politik pecah belah atau disebut juga dengan adu domba adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukan. Dalam konteks lain, politik pecah belah juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat.
5.  - Politik adu domba Belanda (devide at impera).
- Tanam paksa
- Sistem sewa tanah
- Kerja rodi
- Sistem monopoli
6.  Bukti bukti sebagai penolakan terhadap penjajah
a. Perlawanan Rakyat Aceh b. Perlawanan Rakyat Makassar c. Perlawanan Rakyat Kalimantan d. Perlawanan Rakyat Maluku e. Perlawanan Rakyat Bali f. Perlawanan Rakyat Jawa
7.    Nilai-nilai Pancasila pada saat penjajahan Belanda berupa perlawanan-perlawanan oleh rakyat diberbagai wilayah nusantara sebagai akibat praktek-praktek Belanda yang dirasa membuat penderitaan bagi rakyat Indonesia. Hal ini menandakan nilai Pancasila khususnya sila-2 yakni “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” ingin dicapai oleh seluruh masyarakat.
8.
        a)   Perlawanan masih bersifat kedaerahan. Belum mengataskan bangsa Indonesia, sehingga kekuatan belum bisa terkumpul dan terorganisir menjadi satu kesatuan. Perjuangan juga bersifat sporadis, tidak dalam waktu yang bersamaan. Sehingga penjajah dengan mudah mengatasi perlawanan yang terkonsentrasi. 
        b)     Pendidikan masyarakat masih sangat kurang di bidang politik. Terbukti dengan Belanda mampu menjalankan politik Devide et Impera yang mengadu domba antar sesama bangsa Indonesia. Pendidikan perang pun masih kurang, sehingga serangan belum terorganisir dengan baik.
     c)  Pemimpin serangan dari kalangan bangsawan yang kharismatik, namun tidakl cukup cerdik. Dengan serangan yang terkordinir oleh pemimpin, maka apabila pemimpin gugur atau ditawan penjajah, maka serangan di daerah yang dipimpinnya akan surut begitu saja.
       d)    Faktor persenjataan yang masih minim. Persenjataan para penjajah yang lebih modern dengan mudah mengalahkan persenjataan para penjuang yang masih tradisional.

G. Kesimpulan
Tidak dapat kita pungkiri bahwa peran kerajaan-kerajaan yang ada di tanah air berperan besar dalam pembentukan negara Indonesia. Sangat banyak kerajaan yang ada di wilayah Indonesia.  Kedatangan para penjajah yang awalnya berniat baik namun pada akhirnya ingin menguasai wilayah-wilayah kekuasaan kerajaan, membuat kerajaan-kerajaan ingin mempertahankan apa yang menjadi haknya. Karena dengan sistem-sistem yang diterapkan para penjajah sangat bertentangan dengan keberadaban manusia serta bersifat merampas hak manusia. Karena itu kerajaan-kerajaan melakukan perlawanan di berbagai daerah kekuasaannya. Seperti contoh: Perlawanan Rakyat Aceh, Perlawanan Rakyat Makassar, Perlawanan Rakyat Kalimantan, Perlawanan Rakyat Maluku, Perlawanan Rakyat Bali, Perlawanan Rakyat Jawa. Tapi perlawanan-perlawanan tersebut gagal mengusir penjajah dari negeri ini dikarenakan beberapa faktor. Pertama perlawanan masih kedaerahan di masing-masing wilayah kekuasaan kerajaan, sehingga dengan mudah dipatahkan oleh penjajah. Apalagi kerajaan belum memiliki peralatan perang(persenjataan) yang modern seperti persenjataan para penjajah. Dan juga pendidikan masyarakat masih kurang sehingga penjajah dengan sangat mudah menerapkan politik adu domba untuk memecah belah Nusantara. Namun semangat juang untuk memerangi kolonialisme dan imperialisme tak pernah surut untuk menegakan keadilan dan peradaban manusia (terkandung dalam sila ke-2 Pancasila, “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”).

3 comments:

  1. Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete
  2. ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
    Promo Fans**poker saat ini :
    - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
    - Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
    - Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
    Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^

    ReplyDelete